Postingan ini mungkin sedikit berbeda dengan postingan yang terdahulu ya,kalau biasanya tentang internet,software gratis,bahkan sampai contoh artikel produk-produk yang berhubungan dengan golf walaupun pada kenyataanya tidak masuk dunia golf.tapi ya begitulah… hehehe semuanya diposting…karena pada dasarnya semuahal bisa jadi ide untuk menulis diblog…
Seperti kejadian yang saya alami yang membuat saya sadar bahwa ternyata selama ini budaya yang tinggi mengalir dalam setiap gerak kita dalam hidup bermasyarakat…
Beberapa waktu yang lalu,pagi-pagi kira-kira jam 9-an (heheh udah siang ya? tapi bagi saya itu pagi loh) tetangga saya yang berusia paruh baya,istilahnya sudah banyak makan asam garam lah mampir kerumah atau bertamu lah sambilgendong cucunya yang masih berusia 2 tahun…memang nggak biasanya seperti itu,..setelah ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi tentunya,(karena sudah jadi kebiasaan didaerah saya itu kalau ada orang bertamu ya minimal secangkir kopi pasti disedian walaupun tetangga depan rumah… hmmm damai ya?…begitulah memang…) Bapak ini akhirnya ngomong kalau sebenarnya mau kesini minta tolong supaya kalau malam anak-anak muda yang ngumpul dirumah saya itu tidak terlalu berisik…karena cucunya susah tidur jadinya…hmmm wajar sajalah memang tempatku kalau malam itu berisik banget… maklum jadi tempat nongkrong anak-anak muda ( kalau nggak mau dibilang ABG) jadi ya pasti berisik.. ada yang main gitar,yang bercanda / guyon sama teman-teman lainnya.
Satu hal yang membuat saya merasa tersentil adalah cara dari bapak ini untuk protes…beliau selalu mengatakan “nuwun sewu”…. nuwun sewu bukan berarti minta seribu loh ya… Nuwun sewu itu maksudnya maaf/permisi seperti kata punteun dalam bahasa sunda….
“Nuwun sewu loh mas,Ngapunten kulo nyuwun tulung menika rencang-rencange nek dalu tulung dipun sanjangi sampun seru-seru nek gojek,mesakaken putu kulo niki nek dalu susah turune”
(Maaf loh mas,itu teman-temanya…minta tolong kalau malam tolong dibilangi jangan terlau berisik bercandanya,karena cucu saya ini jadi susah tidur)
Coba dinalar,dalam posisi beliau terganggu saja beliau masih bilang “Maaf dan Tolong”…. sungguh kata-kata yang membuat muka saya merah padam karena malu…
Itu hanyalah salah satu contoh unggah-ungguh yang sangat dipegang erat oleh orang tua kita,dalam banyak hal dikehidupan sehari-haripun kebiasaan beretika ini selalu dipraktekkan.. kata-kata nuwun sewu,ngapunten,amit dan sejenisnya sepertinya tidak pernah terlepas dari kehidupan orang-orang tua kita sehari-hari dalam berinteraksi dengan orang lain… berbeda dengan generasi sekarang yang lebih sering lu gue… kontras banget ya?…dan lebih parahnya generasi sekarang sudah hampir tidak mengenal nilai luhur budaya bangsa ini..
Ada satu contoh lagi penerapan etika ini yang cukup kontras walaupun artinya sama:
Di ibukota saya pernah masuk toilet umum ketemu papan peringatan seperti ini:
“ABIS BERAK LANGSUNG SIRAM… KALAU NGGAK MAU NYIRAM TAINYA BAWA PULANG LAGI!!!!!..”
Sementara waktu saya mudik dan mampir juga ke toilet umum saya ketemu peringatan seperti ini:
“DEMI KENYAMANAN BERSAMA,SETELAH BUANG HAJAT TOLONG LANGSUNG DISIRAM.TERIMAKASIH”
heheheehh.. mana yang lebih manusiawi?…memang sih peringatan pertama lebih besar efeknya… tapi biasanya setelah keluar dari toilet orang akan berpikir “ini toilet manusia apabukan sih?” heheheh…